Pikiranku seringkali mengembara ke mana mana. Pengembaraan pertama adalah dengan membaca. Aku baca banyak jenis buku, artikel dan sebagainya. Meskipun sebagian besar bacaanku terpusat pada masalah sosial politik, sastra, agama, pariwisata, sejarah, dan (auto) biografi. Dengan membaca pikiranku mengembara dari satu topik ke topik lainnya, dari satu bahasa ke bahasa lainnya. Sumber bacaanku kebanyakan berbahasa Inggris tapi aku kadang juga membaca dalam bahasa Prancis selain bahasa Indonesia tentunya. Anehnya aku jarang sekali membaca bacaan yang berbahasa Jawa, bahasa ibuku sendiri.
Belum lama berselang aku membaca dalam bahasa ibuku ini ketika sedang meriset cerita Panji untuk novelku dengan tema itu, dan aku cukup pusing membaca bahasa nenek moyangku. Bahasa Jawa memang sudah bergeser jauh sejak republik Indonesia berdiri.
Pengembaraan kedua adalah dengan menulis. Aku mengembara dari satu topik ke topik lain. Aku sudah menulis buku tentang bahasa Inggris, pariwisata, cerita rakyat Indonesia, dan novel dengan latar belakang budaya Jawa. Aku juga terbiasa menulis artikel dengan topik beragam.
Sesungguhnya ada banyak artikelku yang tidak diterbitkan di manapun, tidak juga di blogku. Alasannya karena memang artikel itu tidak untuk konsumsi publik. Tidak ada rahasia apapun di dalamnya, tapi manfaatnya buat publik juga aku rasa tidak ada. Itu saja alasannya. Manfaatnya adalah buat aku sendiri.
Aku sering mempraktekkan berbagai teknik yang diajarkan para pakar untuk membangkitkan gagasan menulis. Mind mapping sungguh membantu aku, meskipun aku membuat beberapa kesalahan dalam mind mapping. Free writing juga sangat bermanfaat bagiku.
Kali ini timbul gagasanku untuk menulis sebuah buku yang aku tidak yakin masuk ke bidang apa, mungkin spiritualitas. Fakta bahwa aku tidak kuliah di bidang itu bukan alasan penghambat. Bukankah penulis memang wajib mengembara, mengeksplorasi gagasannya?
Aku ingin menulis tentang bagaimana caranya mengalahkan raksasa maya yang seringkali membelanggu manusia sehingga manusia yang kalah menjadi manusia kerdil yang tidak membawa manfaat bagi masyarakat bahkan bisa menjadi benalu bagi masyarakat.
Judulnya bisa berbagai macam. Pilihan pertama ,’Mengalahkan raksasa maya’
Atau ‘Melawan raksasa tak kasat mata’ atau yang lainnya. Intinya buku ini menunjukkan kepada pembaca bahwa manusia memiliki musuh yang tidak kelihatan yang bisa mengalahkan dia dan membuat jalan hidupnya kesasar.
Musuh ini tidak kelihatan karena menyatu dengan manusia. Dia berada di dalam dada manusia. Kemudian buku ini memberi panduan cara cara yang bisa dilakukan manusia untuk mengalahkan raksasa maya ini.
Kalau cara itu dilakukan dengan baik , maka manusia akan mampu melihat raksasa maya itu karena matanya akan menjadi tiga. Mata raga, mata nalar dan mata hati. Setelah melihatnya, manusia akan mampu melawan dan mengalahkan raksasa itu. Tapi tidak membunuhnya, sebab kalau dia mati maka manusianya akan ikut mati.
Kalau manusia mampu mengalahkan musuh maya itu maka dia akan menjadi lebih besar, lebih kuat daripada musuhnya yang aka menjadi kerdil dan bisa dikuasai dan dimanfaatkan.
Buku ini bisa berbentuk novel dan bisa juga non fiksi. Mungkin akan lebih seru kalau dalam bentuk novel. Ada dua tokoh utama yang saling berhadapan sebagai sanepa diri kita sendiri melawan musuh yang ada dalam diri. Settingnya bisa bermacam macam. Bisa di kota bisa di desa. Tapi aku lebih akrab dengan kota daripada desa. Buku non fiksi aku suka juga tapi bahasanya lebih garing, tidak ada drama, adanya argumentasi. Adanya paparan langkah ini langkah itu yang harus diambil. Atau mungkin kombinasi keduanya. Mengapa tidak?
No comments:
Post a Comment