Friday, March 1, 2019

Tentang cover buku





Sebenarnya saya punya keyakinan karya seni rupa itu tidak membutuhkan kata kata untuk menjelaskannya.  Karya itu mengungkapkan sebuah pesan juga sejatinya, tapi ungkapannya adalah dengan komposisi warna, bentuk dsb yang akan berinteraksi dengan publik.  Hasil interaksi itu bisa berebda beda tergantung latar belakang masing masing.  Jadi pesannya bisa ditafsirkan bermacam macam.  Nah kalau foto atau gambar yang difoto lalu dijadikan cover buku sejatinya sama saja.  Penulis ingin menyampaikan pesan tertentu.  Jadi cover itu untuk memperkuat pesan yang tertulis di buku.   Tapi seperti saya sampaikan tadi misalnya pesan saya adalah A bisa saja ditafsirkan sebagai B, C, D dan sebagainya.  Itu sah sah saja.


Meskipun demikian saya tergelitik juga dengan komentar tentang cover buku saya yang berjudul “Panji Jayeng Sabrang”.  Bukan karena seseorang mengomentari negatif tapi dia ingin tahu kenapa gambarnya gunung sedangkan isinya tentang kisah cinta dan konflik politik dan konflik militer.  Bukankah foto tersebut lebih cocok untuk cover buku pelajaran tentang gunung api, katanya.  Awalnya saya tidak berminat menjawab karena alasan di atas.  Orang mau menafsirkan apa saja silahkan.  Itulah hasil interaksi dia dengan karya tersebut.  Tapi karena dia ingin tahu apa maksud saya, baiklah saya ungkapkan saja maksud saya memakai cover tersebut.


Cover buku itu adalah foto Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di Jawa tengah yang diambil dari puncak Candi Borobudur di pagi hari menjelang fajar.  Saya sendiri yang memotretnya ketika sedang guiding di sana.   Gunung Merapi nampak sedang mengepulkan asap dari puncaknya.  Sinar matahari masih samar samar sehingga masih agak gelap.  Jadi warnanya suram, gelap tapi sudah ada sinar sedikit dan nampak bayangan dua gunung dan asapnya.  Suasana suram ini mewakili suasana politik yang saya gambarkan di dalam buku.  Jadi ada konflik politik dan konflik militer lantaran persaingan mendapatkan   Candra Kirana.  Merapi berasap menggambarkan panasnya persaingan mendapatkan istri yang lantas berkembang jadi konflik militer.   Karena itu nasib negri itu suram seperti di pagi itu namun menjelang fajar.  Artinya sebentar lagi terang akan datang.  Itulah metafora dari cover buku tersebut.  Jadi cover itu sangat tepat menggambarkan substansi buku tersebut. 


Buku ini sudah terbit dan sudah tersedia di berbagai toko buku online sehingga bisa dibeli di mana saja di seluruh dunia asal ada jaringan internet.  Toko buku online yang menjual antara lain Tolino, Kobo, Scribd, Apple iTunes, Playster, dan sebentar lagi juga Baker &Taylor,  Overdrive, Biblioteca, 24 Symbols, dll.   


Berikut ini linknya :
https://www.kobo.com/ww/en/ebook/panji-jayeng-sabrang
https://itunes.apple.com/us/book/id1454809708
https://play.playster.com/books/10009781386250654/panji-jayeng-sabrang-bambang-udoyono
https://www.scribd.com/book/400814774/Panji-Jayeng-Sabrang

No comments:

Post a Comment