Wanda
Saya
sedang menulis sebuah novel dengan setting
Jawa masa lalu. Selain menggambarkan
situasi politik yang menjadi latar belakang cerita itu saya juga perlu
menggambarkan karakter utama dan karakter pendamping. Kemudian saya sampai pada sebuah adegan ketika
seorang tokoh pemeran pembantu sedang melakukan kegiatan pengamatan di kubu
lawan. Saya ingin menampilkan sesuatu yang membuat
kejutan dengan menggambarkan tokoh antagonis ini penampilannya halus, lembut
dan sopan.
Nah
di sinilah saya bertemu dengan frasa ‘ekspresi wajah’ ketika akan menggambarkan
pemeran antagonis yang lembut tadi. Frasa
itu adalah kombinasi satu kata asing ‘ekspresi’ yang berasal dari bahasa
Inggris ‘expression’ dan satu kata
asli Indonesia yaitu ‘wajah’. Dalam bahasa
Inggris ada frasa ‘facial expression’
yang kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘ekspresi wajah’.
Memang
tidak salah mengambil atau menyerap kata asing ke dalam bahasa Indonesia. Mungkin kata asing ini sudah sangat dipahami
orang Indonesia sehingga kita tidak usah repot mencari kata asli Indonesia
untuk menggantikannya. Tapi saya ingat
dalam bahasa Jawa ada sebuah kata yaitu ‘wondo’
yang artinya sama dengan frasa dalam bahasa Inggris tadi. Jadi ‘wondo’ dalam bahasa Jawa sama artinya
dengan ‘facial expression’ dalam
bahasa Inggris. Bahkan sebenarnya bukan
hanya ekspresi wajah tapi ekspresi keseluruhan tubuh, alias bahasa tubuh. Dalam
wayang kulit Jawa ada frasa ‘Wondo keprabon’
untuk menggambarkan seorang tokoh yang sedang memakai busana kebesaran seorang
raja atau petinggi kerajaan yang sedang melakukan rapat di istana. Ada lagi
kata ‘wondo kaprajuritan’ yang
dipakai untuk melukiskan seorang tokoh yang memakai busana perang. ‘Wondo
asmoro’ dipakai melukiskan seorang tokoh yang sedang jatuh cinta, biasanya
Arjuno yang memiliki banyak istri.
Saya
lalu mengecek secara online di situs http://kbbi.co.id/arti-kata/wanda
untuk mengetahui pemakaian kata ini dalam bahasa Indonesia. Inilah yang saya
temukan di sana. Arti Kata "wanda" Menurut KBBI. wan·da Jw n 1 ciri-ciri
satuan wayang yg memberikan gambaran air muka dan watak: ada beberapa
-- yg tampak pd wajah Baladewa; 2 suku kata.
Jadi
jelas bahwa bahasa Indonesia menyerap kata ini dari bahasa Jawa kemudian ejaan
dan ucapannya diubah. Ucapannya menjadi
a seperti dalam kata ‘saya’. Artinya juga
tidak jauh berbeda namun sayang kata ini jarang dipakai dalam bahasa tulis
maupun lisan.
Karena
itu saya terdorong memakai kata ‘wanda’ sebagai padanan frasa ekspresi wajah
namun saya memiliki sedikit keraguan. Saya
kuatir kata ini akan menimbulkan salah tafsir di kalangan pembaca. Mungkin mereka akan mengira wanda ini nama
orang tapi konteksnya tidak cocok sehingga menimbulkan kerancuan. Meskipun demikian saya putuskan tetap memakai
kata wanda sebagai padanan frasa ekspresi wajah. Semoga upaya saya ini akan membuat pemakaian
kata wanda akan mangkin meluas.

